Pengertian Web 3.0 dan Hubungannya Dengan Kripto
Pengertian web 3.0 dan Hubungannya Dengan Kripto.Web 3.0 adalah generasi terbaru dari masa depan internet yang dibangun berdasarkan blockchain publik, sebuah sistem pengelolaan transaksi cryptocurrency yang paling dikenal. Yang membuat Web 3.0 menarik adalah bahwa sistem ini terdesentralisasi, yaitu alih-alih pengguna mengakses internet menggunakan layanan yang dikelola oleh perusahaan-perusahaan seperti Google, Apple atau Facebook, para pengguna itu sendiri yang memegang kendali atas jaringan ini.
Layanan Web 3.0 tidak memerlukan “izin,” artinya otoritas pusat tidak berwenang menentukan siapa saja yang bisa mengakses layanan ini, serta tidak memerlukan ” perantara,” yang berarti tidak diperlukan pihak ketiga agar transaksi digital dapat dilakukan antara dua pihak atau lebih. Selain itu, lembaga maupun perantara ini akan mengumpulkan berbagai macam data, tetapi teknologi Web 3.0 secara teknis justru melindungi privasi pengguna dengan lebih baik.
Decentralized finance atau yang sering dikenal sebagai DeFi, adalah salah satu bagian dari Web 3.0 yang mendapatkan banyak perhatian. DeFi merupakan implementasi dari transaksi keuangan di dunia nyata ke dalam teknologi Blockchain dan tanpa menggunakan bantuan bank atau pemerintah. Di lain sisi, banyak perusahaan dan pemodal ventura besar yang menggelontorkan dana ke dalam Web 3.0, sehingga diperkirakan bahwa keterlibatan mereka akan berdampak dalam beberapa hal, seperti terbentuknya kekuatan terdesentralisasi.
Melalui pembahasan ini, kita akan membahas bagaimana web telah berevolusi, mengapa banyak orang membicarakan tentang Web 3.0, kegunaan Web 3.0, apa itu Web 3.0 dan kegunaannya di dunia kripto, kemana arahnya selanjutnya, dan mengapa Web 3.0 itu penting.
Table of Contents
Perkembangan Web
World Wide Web (” WWW”) adalah fasilitas utama yang digunakan oleh milyaran orang untuk saling berinteraksi, membaca, menulis informasi, dan berkomunikasi dengan orang lain melalui internet. Web sudah banyak berevolusi selama bertahun-tahun, dan penerapannya kini hampir tidak dapat dibedakan lagi dari masa-masa awalnya. Evolusi web paling tidak telah terbagi menjadi tiga tahap: Web 1.0, Web 2.0 dan Web 3.0.
Pengertian Web 1.0
Versi pertama dari internet disebut sebagai Web 1.0. Dianggap sebagai web yang bersifat dibaca saja atau web Sintaksis. Mayoritas penggunanya adalah pembaca konten, sedangkan pembuatnya sebagian besar adalah pengembang web yang membangun situs web dengan materi yang disampaikan terutama dalam format teks atau grafik. Web 1.0 eksis sekitar tahun 1991 hingga 2004.
Website ini menyajikan informasi statis daripada dinamis, seperti hypertext mark-up language (HTML) dalam Web 1.0. Data dan konten disajikan dalam bentuk statis, bukan dalam bentuk dinamis, yaitu dalam format teks atau grafik. Data dan konten dipasok oleh sistem file statis dari sebuah database, serta hanya ada sedikit tindakan yang dapat dilakukan pada halaman web.
Pengertian Web 2.0
Mayoritas dari kita sekarang ini hanya mengenal web dalam versi saat ini, yang sering dikenal sebagai Web 2.0, atau yang lebih dikenal sebagai web digital yang interaktif dan web media sosial. Tidak perlu menjadi ahli IT untuk berpartisipasi dalam menciptakan karya-karya di Web 2.0. Banyak program yang dibuat untuk memudahkan setiap orang menjadi kreator.
Sekarang, semua orang bisa berkreasi dan membagikannya kepada seluruh dunia. Di mana Anda pun dapat mengunggah video dan membuatnya dapat ditonton, dikomentari, maupun berinteraksi dengan jutaan orang lain di Web 2.0. Situs berbagi video Youtube, Facebook, Flickr, Instagram, Twitter dan media sosial lainnya adalah beberapa contoh dari aplikasi Web 2.0.
Teknologi Web, seperti HTML5, CSS3, dan framework Javascript, seperti ReactJs, AngularJs, VueJs, dan lainnya, memungkinkan berbagai pihak untuk mengembangkan ide-ide baru yang memungkinkan penggunanya ikut berkontribusi untuk membangun Sistem Web 2.0 tersebut. Sebagai dampaknya, pengembang hanya perlu merancang suatu mekanisme untuk memberdayakan atau melibatkan penggunanya, karena Web 2.0 dibangun bersama penggunanya.
Pengertian Web 3.0
Web 3.0, atau yang juga dikenal sebagai Semantic Web atau read-write-execute, merupakan masa (dari tahun 2010 dan seterusnya) yang merujuk pada Web masa depan. Dengan adanya Artificial Intelligence (AI) dan Machine Learning (ML), memungkinkan komputer untuk menganalisis data dengan cara yang sama seperti yang dilakukan manusia, sehingga membantu menciptakan solusi cerdas dan mendeteksi konten bermanfaat yang sesuai dengan kebutuhan spesifik pengguna.
Ada beberapa perbedaan mendasar antara Web 2.0 dan Web 3.0, meskipun desentralisasi adalah inti dari perbedaan keduanya. Pengembang Web 3.0 jarang membangun dan mengembangkan aplikasinya dengan menggunakan server tunggal atau menyimpan datanya dalam satu database.
Sebaliknya, aplikasi Web 3.0 dibangun di atas blockchain, jaringan terdesentralisasi yang terdiri dari banyak node peer-to-peer (server), atau gabungan dari keduanya. Program-program ini dikenal sebagai aplikasi terdesentralisasi (DApps), istilah yang akan sering Anda dengar di komunitas Web 3.0. Di sini, para partisipan di dalam jaringan (pengembang) mendapatkan apresiasi karena telah memberikan layanan berkualitas tinggi untuk membangun jaringan terdesentralisasi yang stabil dan aman.
Baca Juga : Apa Yang Dimaksud Dengan DeFi? Manfaat dan Kelebihan
Apa Saja Karakteristik Dari Web 3.0?
Transisi antara Web 2.0 ke 3.0 terjadi secara perlahan-lahan dan tanpa disadari oleh kebanyakan orang. Aplikasi Web 3.0 memiliki tampilan dan kesan yang sama dengan aplikasi 2.0, namun bagian di belakangnya secara dasar berbeda.
Masa depan Web 3.0 mengarah ke aplikasi universal yang bisa diakses dan digunakan oleh berbagai macam jenis perangkat lunak maupun perangkat keras, sehingga menjadikan aktivitas perdagangan dan hiburan menjadi lebih praktis.
Desentralisasi data serta pembentukan ekosistem yang aman dan transparan akan dapat diwujudkan dengan berkembangnya teknologi seperti ledger ( buku besar ) yang disebarluaskan serta tekhnologi blockchain, yang akan menghadapi sentralisasi, pengawasan, serta pengiklanan yang mengeksploitasi Web 2.0.
Dalam jaringan terdesentralisasi, pengguna yang memiliki hak mengontrol data mereka saat teknologi blockchain dan infrastruktur terdesentralisasi menggantikan teknologi saat ini.
Untuk lebih memahami kerumitan dan kecanggihannya, berikut ini empat karakteristik dari Web 3.0.
1. Web semantik
“Web semantik” adalah bagian penting dari Web 3.0. Ungkapan ini diperkenalkan oleh Tim Berners-Lee untuk mendeskripsikan sebuah data web yang dapat dianalisis oleh mesin.
Semantik berhubungan dengan maksud atau emosi yang diekspresikan oleh sebuah data, Dua landasan utama Web 3.0 adalah web semantik dan kecerdasan buatan (artificial intelligence). Web semantik akan membantu dalam mengajarkan komputer tentang maksud data, sehingga memungkinkan AI untuk mengembangkan berbagai kasus pemanfaatan di dunia nyata sehingga dapat memanfaatkan data dengan lebih baik.
2. Grafik 3D
Web 3.0 akan mengubah wajah internet di masa depan, seiring dengan perkembangannya dari web dua dimensi yang sederhana menjadi dunia maya tiga dimensi yang lebih realistis. Situs web dan layanan Web 3.0, seperti e-commerce, game online serta pasar properti, akan banyak menggunakan desain tiga dimensi.
3. Kecerdasan Buatan (AI)
Situs web akan mampu memfilter dan menyajikan berbagai informasi menarik kepada penggunanya berkat kecerdasan buatan. Di era Web 2.0 saat ini, banyak perusahaan meminta tanggapan dari pelanggannya untuk lebih memahami kualitas suatu produk atau aset.
Kecerdasan buatan bisa belajar membedakan antara data yang baik dan buruk, kemudian memberikan informasi yang akurat kepada kita.
4. Ubikuitas (Ubiquitous)
Ubiquitous mengacu pada konsep ada atau terdapat di banyak ruang sekaligus. Fitur ini sudah ada di Web 2.0. Contohnya, perhatikan platform media sosial seperti Instagram, saat pengguna mengambil foto dengan ponsel mereka kemudian memposting dan memublikasikannya secara online, yang dimana foto-foto tersebut merupakan kekayaan intelektual mereka. Setelah diposting, gambar tersebut menjadi ada di mana-mana atau tersedia di mana-mana.
Dengan kemajuan teknologi ponsel dan koneksi internet, teknologi Web 3.0 akan dapat diakses di mana saja, kapan saja. Mengingat sebagian besar hal di sekitar Anda terkoneksi secara online (Internet of Things), Web 3.0 mungkin dijuluki sebagai web apapun yang ada di mana-mana.
Apa Hubungannya Web 3.0 Dengan Kripto?
Ketika membahas tentang Web 3.0, maka akan banyak disebutkan tentang mata uang kripto. Hal ini dikarenakan banyaknya protokol Web 3.0 yang sangat berkaitan dengan mata uang kripto. Bahkan, protokol ini menawarkan insentif berupa koin (token) kepada orang-orang yang bersedia membantu menciptakan, mengatur, berkontribusi, atau menyempurnakan sebuah proyek. Token di Web 3.0 adalah aset digital yang berkaitan erat dengan tujuan untuk menciptakan jaringan yang terdesentralisasi. Protokol-protokol ini menyediakan berbagai layanan, seperti komputasi, bandwidth, penyimpanan, identifikasi, hosting, dan layanan online lainnya yang sebelumnya disediakan oleh penyedia cloud.
Sebagai contoh, protokol Livepeer, yang menggunakan jaringan blockchain Ethereum, merupakan platform yang menawarkan layanan untuk infrastruktur video dan aplikasi streaming. Mirip dengan itu, Helium memberi insentif kepada konsumen dan bisnis kecil untuk memasok dan mengkonfirmasi jangkauan wireless serta mengirim data perangkat melalui jaringan menggunakan blockchain dan token.
Seseorang dapat memperoleh pendapatan dengan mengambil bagian dari protokol dengan beragam cara, baik teknis maupun non-teknis. Pengguna layanan biasanya akan membayar biaya operasional untuk menggunakan protokol ini, sama seperti mereka membayar penyedia cloud seperti Amazon Web Services. Sama seperti berbagai macam bentuk desentralisasi, perantara tidak diperlukan serta proses perantara yang sering kali sia-sia akan dihilangkan.
Web 3.0 secara khusus berfokus pada nonfungible token (NFT), mata uang digital, dan entitas blockchain lainnya. Reddit, misalnya, mencoba membuat terobosan Web 3.0 dengan mengembangkan sebuah sistim untuk memanfaatkan token mata uang kripto guna memberi kesempatan kepada pengguna untuk mengontrol komunitas di situs tempat mereka berinteraksi. Konsepnya adalah pengguna akan menggunakan “poin komunitas,” yang akan mereka peroleh dengan memposting di subreddit tertentu. Kemudian, si pengguna akan mendapatkan poin berdasarkan berapa banyak jumlah orang yang memberikan upvote atau downvote pada postingan tersebut. (Ini sederhananya adalah versi blockchain dari Reddit Karma.)
Poin-poin tersebut memiliki fungsi seperti hak suara, memungkinkan pengguna yang telah memberikan kontribusi besar untuk memiliki suara yang lebih besar dalam menentukan keputusan untuk kepentingan komunitas. Karena poin-poin itu disimpan di blockchain, pemiliknya memiliki kontrol penuh atas poin-poin tersebut; poin-poin tersebut tidak dapat diambil begitu saja, namun poin-poin tersebut tetap dapat terlacak oleh Anda. Agar lebih adil, fitur ini hanya untuk satu kegunaan, versi organisasi untuk gagasan Web 3.0 yang dikenal sebagai Decentralized Autonomous Organizations (DAOs), menggunakan token untuk membagikan otoritas kepemilikan dan pengambilan keputusan secara lebih merata.